Bahasan ini didahulukan agar kita lebih
mendahulukan kuwajiban suami dibanding menuntut hak-hak atau kuwajiban
istri pada suami. Suami adalah pemimpin keluarga yang dibangunnya dan ia
akan mempertanggungjawabkan seluruh kepemimpinan atas keluarganya,
bukan istri yang harus bertanggung jawab. Dan kuwajiban
ayah adalah member makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf
(Al Baqoroh: 233). Jadi bagaimana jika pendapatan istri lebih banyak,
maka adalah keikhlasan istri untuk memberikan kepada suami tetapi bukan
hak suami meminta pendapatan istri, keduanya harus memiliki kesepakatan,
karena istri bekerja atas ijin suami dan bertujuan membantu suami.
Suami dengan segala daya dan kekuatannya harus dan wajib mencari nafkah
tanpa alasan.
Bagaimana kalau penghasilannya kecil? Tidak mengapa
asalkan halal. Rasulullah bersabda “Satu dinar yang kamu nafkahkan di
jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak,
satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang
kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu
satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu” (HR.Muslim). Jangan
berlagak sosial dengan mengorbankan keluargamu! Keluarga adalah
kuwajiban utama seorang ayah!
Jangan malu bila hanya sedikit pendapatan di jalan
Allah “Hendaklah orang yang mampu member nafkah menurut kemampuannya>
Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah member nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan (sekedar) apa yang diberikan kepadanya”
(Ath.Thalaq:7). “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya” (Saba:39). Jangan
mengkhawatirkan kita kelaparan selagi kita berusaha dengan keyakinan
dan terima meskipun hanya sedikit. Jangan putus asa akan usaha kita,
yakini Alaah akan member rezeki, jikapun belum lakukan terus dengan
kegembiraan dan rasa cinta terhadap keluarga. Tidak perlu mengeluh, ia
akan semakin memperberat!
Tugas seorang suami dan ayah masih banyak. Ia
berkuwajiban mendidik keluarga agar taat kepada Allah Ta’ala “Dan
perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam
mengerjakannya” (Thaahaa:132). “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu” (At-Tahrim:6). Rasulullah bersabda
“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika berusia 7 tahun
dan pukulah mereka karena meninggalkan salat bila berumur 10 tahun dan
pisahkanlah tempat tidur mereka (lelaki dan perempuan)” (HR.Abu Dawud).
Tidak mudah bukan menjadi seorang suami, ayah, dan
kepala keluarga! Seluruh keluraga adalah tanggungjawab suami. Memang
istri dan setiap orang juga memiliki tanggung jawab, tetapi pada
porsinya masing-masing. Misal: Istri adalah pemimpin bagi rumah
suaminya!. Sebenarnya masih banyak lagi tanggungjawab suami, ayah, atau
kepala keluarga! Cukup dua aspek saja, nampak sederhana namun sudah
cukup berat untuk menjalankannya!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar