Apa
itu penalaran induktif ?
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Ciri-Ciri Paragraf Induktif
Dilakukan dengan sadar
Didasarkan oleh sesuatu yang sudah diketahui
Sistematis
Berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu
Sifat analitik dari proses berpikirnya, sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.
Contoh penalaran induktif adalah :
- kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
- setiap hewan punya mata
penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Penalaran Induktif terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
1. Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Jadi
dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan
kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran
seperti :
contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.
Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
Jika dipanaskan, Emas memuai.
Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam simpulan generalisasi sebagai berikut:
1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus meawkili keseluruhan.
3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
• Generalisasi sempurna adalah generalisasi yang dimana seluruh fenomena atau kejadian yang bisa menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus Penduduk
• Generalisasi tidak sempurna
Adalah
generalisasi yang dimana kesimpulannya dapat di ambil dari sebagian
fenomena yang di selidiki dan di terapkan juga untuk semua fenomena yang
belum di selidiki.
Contoh : Hampir Semua wanita dewasa di Jakarta menyukai coklat
2. Analogi
Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
contoh : Nina adalanh lulusan Universitas Gunadarma
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan Penalaran secara analogi sebagai berikut :
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Dandy adalah lulusan akademi militer
Dandy dapat membuat website dengan baik.
3. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Ada tiga jenis hunbungan kausal ;
Sebab-Akibat:
terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat
yang nyata, misalnya kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari
batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya.
Mungkin mangga itu tertimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin
pula dilempari oleh anak- anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu
penyebabnya.
Contohnya:
Karena PLN mengalami gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.
Sebab akibat
Akibat-Sebab:
Akibat
sebab ini dapat dilihat pada peristiwa seseorang pergi ke dokter.
Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan
entimen. Akan tetapi, dalam penalaranj enis akibat-sebab ini peristiwa
sebab merupakan kesimpulan.
Contoh:
Gigs mendapatkan kartu merah, karena melakukan pelanggaran
Andi mendapatkan surat tilang, karena mengebut di jalan
Akibat- akibat:
Akibat-
akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “
akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika
pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu
langsung menyipulkan bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti
basah.
Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
Jika dipanaskan, Emas memuai.
Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar